Animated Cool Shiny Blue Pointer

Kamis, 17 Agustus 2017

Mohammad Husni Thamrin Putra Betawi yang Peduli Terhadap Nasib Pribumi



Dalam pergerakan nasional, terdapat dua macam cara atau metode perjuangan melawan kesewenangan Pemerintahan Kolonial Belanda. Cara pertama adalah “Kooperatif” atau berjuang dalam sistem lewat jalan parlemen. Sedangkan cara kedua yaitu “Non-Kooperatif” yang dalam perjuangannya menolak masuk kedalam sistem, sehingga mereka berjuang dari luar tanpa melalui mekanisme kompromi. Termasuk dalam kelompok pertama diantaranya Mohammad Husni Thamrin, Dr Sutomo dan Sutardjo. Sedangkan Sukarno, Mohammad Hatta, Tan Malaka serta Sutan Syahrir masuk kedalam kelompok kedua. Walaupun berbeda dari segi metode perjuangan, tetapi perjuangan keduanya saling melengkapi satu sama lain. Hal ini karena tujuan mereka bermuara pada hal yang sama: terbebasnya Indonesia dari kolonialisme dan eksploitasi Belanda.
Sebagai pejuang kemerdekaan, secara resmi karir Thamrin dimulai ketika ia ditunjuk menduduki jabatan di Geementeraad. Sebagai anggota yang mewakili penduduk Batavia dan berasal dari penduduk pribumi, Thamrin hapal  benar yang menjadi permasalahan rakyat betawi. Sebelum secara resmi masuk kedalam Geementeraad, secara kebetulan Thamrin memiliki teman akrab seorang belanda yang juga sekretaris Geementeraad dan anggota ISDP, Van der Zee.[4] Dari berdiskusi dengan Thamrin, Van der Zee menemukan banyak persoalan yang dihadapi penduduk Batavia. Tak jarang, Thamrin juga menawarkan solusi bagi permasalahan yang dihadapi. Diantara buah pikiran Thamrin yang diadopsi Zee untuk dibahas dalam parlemen adalah mengenai pembendungan Sungai Ciliwung untuk menghindari banjir. Usaha ini tidak si-sia. Terbukti kemudian, proyek penanggulangan banjir dilaksanakan. Setelah pada akhirnya menduduki jabatan anggota Geementeraad, kiprah Thamrin dalam dunia politik semakin berkibar. Didalam Geementeraad, selain tetap memperjuangkan kesejahteraan masyarakat betawi. Thamrin juga giat membangun kekuatan nasionalis, sehingga  ia berhasil membentuk sebuah fraksi nasional.
Dalam Voolksraad jairhokje tercatat bahwa pada 16 Mei 1927, Thamrin ditunjuk menjadi anggota Volksraad menggantikan Dr Soetomo yang menolak pencalonan pada 14 Mei 1927.[5] Penunjukkan Thamrin oleh gubernur jendral De Graeff karena ia dianggap sebagai pengganti terbaik Dr. Soetomo.[6] Dengan demikian karier politik Thamrin menanjak, dari konteks perjuangan lokal kepada perjuangan yang lebih besar yaitu nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar