Animated Cool Shiny Blue Pointer

Rabu, 16 Agustus 2017

Perlawanan Sultan Mahmud Badaruddin II terhadap kolonial Belanda (1819 – 1821 M)




 


Belanda yang berdasarkan perjanjian Inggris – Belanda tanggal 13 Agustus 1814 dibenarkan mengambil kembali daerah-daerah yang pernah didudukinya dari Inggeris. K. Heines telah gagal untuk mengambil kembali Palembang sebagaimana telah ditetapkan dalam serah terima yang berlangsung di Mentok pada tanggal 10 September 1816. Mr. H.W. Muntinghe pada mulanya menemui kegagalan pula untuk menguasai Palembang, namun dengan segala tipu dayanya ia akhirnya berhasil menjalankan peranan adu dombanya. Muntinghe harus membayar ulahnya itu dengan mahal. Serangan Muntinghe yang pertama dapat dipatahkan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II dan memaksa Muntinghe berikut sisa-sisa pasukan dan Pada tanggal 1 September 1819 dengan kekuatan pasukan yang cukup kuat dan dengan perhitungan yang cukup matang, Muntinghe kembali menyerang Palembang. Serangan yang kedua ini dapat pula dipatahkan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II dan oleh karenanya Muntinghe beserta pasukannya mundur pula dan pada tanggal 3 November 1819 tiba di Muara Sungsang. Sebagian dari pasukannya mengadakan blokade diperairan kuala untuk melemahkan perdagangan dan perekonomian rakyat namun blokade inipun tidak berhasil mematahkan semangat juang Sultan Mahmud Badaruddin II. Belanda menebus kekalahan-kekalahannya dibumi Palembang. Pemerintah Hindia Belanda di Betawi mengerahkan kekuatan angkatan perangnya dibawah pimpinan Jenderal Baron de Kock menyerang Palembang untuk ketiga kalinya. Angkatan perang Belanda ini tiba di Palembang pada tanggal 10 Juni 1821. Peperangan berlangsung dengan dahsyatnya dan serangan demi serangan dari pihak Belanda dapat dipatahkan oleh pasukan Palembang. Akhirnya dengan tipu dayanya juga Jenderal de Kock dapat mengerahkan angkatan perangnya menembus garis-garis pertahanan Sultan Mahmud Badaruddin. Pada tanggal 24 Juni 1821 dinihari angkatan perang Belanda bergerak lagi dengan dahsyatnya, hingga akhirnya dapat menduduki benteng pertahanan Sultan Mahmud Badaruddin II. Sultan Mahmud Badaruddin 11 tidak kalah perang, tetapi telah diperdayakan oleh Jenderal de Kock.
Beliau tidak pernah menyerah dan tidak pernah memperbuat sesuatu perjanjian yang lazim diperbuat baik merupakan lange verklaring maupun korte verklaring dengan Belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar