Animated Cool Shiny Blue Pointer

Rabu, 16 Agustus 2017

Ferdinand Lumantobing Gubernur Militer Tapanuli dan Sumatera Timur Selatan pada awal revolusi memimpin perjuangan gerilya di hutan-hutan.






Ferdinand Lumantobing adalah Pahlawan Nasional kelahiran 19 Februari 1899. Ia lahir di Sibuluan, Sibolga, Sumatera Utara dan meninggal di Jakarta pada usia ke-63, tepatnya tanggal 7 Oktober 1962. Ia merupakan sosok penting yang pernah dimiliki oleh rakyat Sumatera dan Indonesia pada umumnya. Pendidikannya dimulai di Bogor, Jawa Barat. Setelah menuntaskan pendidikan dasarnya, ia kemudian masuk di sekolah STOVIA untuk mendalami profesi sebagai dokter.


Ini merupakan sekolah yang sangat dikenal saat jaman kolonial dulu. Ia mendapatkan banyak ilmu terutama berkaitan dengan penanganan penyakit menular. Segera setelah lulus disana, ia mulai mengabdikan diri kepada masyarakat dan memakai keahlian yang dimilikinya untuk merawat pasien di rumah sakit CBZ jakarta. Beberapa tahun bekerja disana, ia kemudian diutus untuk pindah kerja ke daerah Tenggarong, Kalimantan Timur. Bukan hanya itu saja tempat yang pernah ia singgahi.

Sepanjang karirnya, Ferdinand juga pernah ditugaskan ke Tapanuli dan Surabaya, Jawa Timur. Saat periode penjajahan Jepang, ia ditugaskan sebagai dokter yang memantau kesehatan romusha. Ia pun sempat memberikan pernyataan yang bernada keberatan soal pemerintahan Jepang di Indonesia. Protes tersebut utamanya berkaitan dengan aktivitas romusha. Tidak hanya aktif di dunia kedokteran, ia juga pernah menjajal dunia politik. Ini dibuktikan lewat keterlibatannya di dalam Syu Sangi Kai sebagai ketua daerah Tapanuli.

Selain itu, ia juga pernah berpartisipasi aktif di dalam Cuo Sangi In. Sempat pula pada periode Agresi Militer II Belanda, ia ditunjuk sebagai Gubernur Militer Tapanuli. Diberikan wewenang sebesar itu, ia berusaha membuktikan diri sebagai patriot yang patuh dengan bergabung di dalam perang gerilya. Ia pernah mendapatkan kepercayaan untuk menjadi Gubernur Provinsi Sumatera Utara setelah kemerdekaan, namun peluang tersebut tidak diambilnya.

Sebagai gantinya, ia lebih memilih untuk menjadi Menteri Penerangan dan Menteri Kesehatan. Tidak sampai disitu, Ferdinand Lumbantobing juga menambah pengalaman dengan menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Transmigrasi. Sebagai sosok yang berbakti terhadap Tanah Air, ia mendapatkan tempat spesial di hati masyarakat. Pemerintah mengapresiasi semua jasanya dengan memberikannya gelar sebagai pahlawan kemerdekaan nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar